Sat Sabhara Polres Wonosobo Bantu Panen Petani
Polres Wonosobo, Puluhan anggota Sat Sabhara Polres Wonosobo yang dipimpin Kasat Sabhara AKP Agus Priyono memborong sayur mayur di wilayah Dusun Lamuk, Desa Lamuk serta Dusun Bakalan, Desa Bowongso, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo, Selasa (15/9/2020).
Terobosan itu dilakukan, setelah Polsek Kalikajar sebelumnya melakukan gebrakan membantu memborong sayur hasil panen petani di wilayah Kecamatan Kalikajar. Kasat Sabhara AKP Agus Priyono mengungkapkan, kedatangan mereka selain untuk membantu panen sayur petani, sekaligus memborong sayuran jenis sawi putih, kol dan labu siam.
Satu truk dalmas yang biasanya digunakan mengangkut personel pengamanan unjuk rasa, kini di penuhi oleh sayuran seberat lebih dari 3 ton. Dijelaskan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Program Seribu Daun yang dicanangkan Polres Wonosobo dalam rangka antisipasi pandemi Covid-19.
“Selain itu, program ini juga merupakan wujud kepedulian Polres Wonosobo kepada petani utamanya sayuran jenis sawi putih, kol dan labu siam, yang mana mengalami kerugian yang sangat besar terkait anjloknya harga komoditas sayur tersebut,” kata AKP Agus Priyono.
Kasat Sabhara juga sangat mengapresiasi semangat para petani yang masih gigih berjuang melawan krisis akibat pandemi Covid-19. Hanya membantu panen dan pengangkutan saja, kata dia, sudah merasakan beban yang berat, apalagi ditambah petani yang masih harus menanggung kerugian yang tidak sedikit, bahkan bisa dibilang kerugian total.
“Pada kesempatan tadi, kami juga melakukan peninjauan di beberapa ladang petani, dimana ketiga komoditas sayur tersebut hanya dibiarkan membusuk tanpa dipanen. Semoga bantuan ini dapat sedikit membantu petani sayuran,” lanjutnya.
Sementara itu, Kades Lamuk, Zaenur Rosyidi menuturkan, saat ini harga sayur utamanya 3 komoditas tersebut memang sangat anjlok. “Beberapa waktu yang lalu bahkan sampai tidak bernilai. Masyarakat enggan memanen hasil kebun mereka dikarenakan hasil penjualan belum bisa menutup ongkos petik saja. Belum termasuk bibit dan biaya perawatan,” jelas Zaenur.
Pihaknya mengharapkan ada campur tangan dari pihak pemerintah daerah untuk bisa menstabilkan harga sayuran di pasaran sehingga petani tidak terus menerus menderita kerugian.